Senin, 27 Februari 2012

FITRA Riau: “ Riau Air Itu Akal-akalan Pemprov Menguras APBD,”


Terkait statemen Gubernur Riau yang menyatakan bahwa maskapai penerbangan milik Pemprov Riau Riau Air akan kembali terbang, mendapat komentar pedas dari Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau. Menurut Fitra, dioperasikannya kembali Riau Air hanya akal-akalan Pemprov Riau untuk menguras dan menghambur-hamburkan APBD.

Fahriza, aktivis Fitra ketika dihubungi Suara Riau Selasa (28/2/2012) menyebutkan, seharusnya sebelum dioperasikan kembali, harus ada hasil audit menyeluruh terhadap Riau Air. Perlu kajian-kajian mendalam, karena selama ini Riau Air hanya membebani APBD tanpa pernah sedikit pun memberikan kontribusi. Padahal dana APBD yang dikucurkan untuk Riau Air sudah sangat besar.

“Kalau mau dioperasikan kembali, kita lihat dananya dari mana, ini hanya alasan untuk menguras APBD,” kata Fahriza.

Beberapa waktu lalu, statemen Pemprov Riau adanya investor yang ingin mengucurkan modalnya untuk Riau Air juga dipertanyakan. Bahwasannya, untuk menanamkan investasi pengusaha akan meilhat dari kacamata bisnis, ada kajian untung rugi.

Sementara Riau Air sendiri selama ini menurut Fahriza memiliki track record yang sangat buruk bila ingin berinvestasi. “Dulu disebut-sebut ada investor yang ingin berinvestasi di Riau Air itu mustahil. Lihat saja kondisi Riau Air yang manajemennya tak jelas, hutang kepada pemilik pesawat yang disewanya, juga gaji karyawan yang dirumahkan belum selesai dibayarkan,” kata Fahriza.

Tambah Fahriza lagi, jika pejabat Riau tetap ngotot mempertahankan Riau Air, seharusnya pejabat-pejabat di Riau ini ingin terbang mereka komitmen untuk menggunakan Riau Air. “Mereka bercuap-cuap untuk mempertahankan Riau Air masyarakat harus terbang dengan Riau Air, tapi mereka sendiri takut terbang dengan Riau Air, karena mereka sadar Riau Air tak layak ditumpangi,” tegasnya.

Seperti diketahui, dalam menutupi biaya operasionalnya, perusahaan daerah milik Pemprov Riau ini bertahun-tahun menggunakan dana APBD. Riau Air tercatat sebagai salah satu perusahaan daerah yang selalu “menetek” kepada APBD dan tak pernah memberikan kontribusi bagi daerah.

Pengamat Ekonomi Riau Edyanus Herman Halim, terkait Riau Air ini seperti penuturannya beberapa waktu lalu menyebutkan, bahwa bisnis penerbangan di Indonesia sebenarnya memiliki prospek yang cerah. Namun itu, untuk menggeluti bisnis penerbangan memerlukan modal  dan investasi besar.

Dengan modal dan investasi yang besar tersebut, maka perusahaan harus memiliki manajemen dan performance yang bagus. Untuk menambah investasi di Riau Air, Edyanus Halim menyarankan agar dilakukan penilaian melalui pendekatan yang jelas dan sah.

Riau Air perlu dinilai lebih mendalam. Dari aspek bisnis harus benar-benar dikaji apakah menguntungkan atau justru merugikan. (Andi)

Tidak ada komentar: